Bisakah memercayai pasangan dengan histori perselingkuhan?

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Bisakah memercayai pasangan dengan histori perselingkuhan?
Kamu sedang atau akan menjalin hubungan dengan pasangan yang memiliki latar belakang sejarah perselingkuhan dalam hidupnya. Apa yang harus dilakukan?

JAKARTA, Indonesia —Salah satu pertimbangan sebelum seseorang memutuskan untuk menjalin hubungan kasih atau bahkan pernikahan dengan orang lain adalah dengan mengetahui jelas latar belakang masa lalunya.

Bukan hanya masa lalu dalam konteks lebih umum seperti pekerjaan, pendidikan, latar belakang keluarga dan lainnya, tapi yag lebih spesifik seperti masa lalu dalam urusan asmara.

Manusia memang tidak sempurna. Dan menerima seseorang untuk dijadikan pendamping atau pasangan tentu berarti pula menerima semua resiko dan konsekuensi, termasuk kisah cintanya di masa lalu. Tapi bagaimana kalau histori asmara pasanganmu ternyata diwarnai situasi perselingkuhan? Apakah kamu bisa tetap memercayainya?

Ungkapan “once a cheater always a cheater” tidak sepenuhnya benar juga. Ada juga orang-orang yang benar-bena sudah beranjak dari hal-hal buruk yang dilakukannya di masa lalu dan siap memulai hidup baru yang lebih baik, bersama pasangannya tentunya.

Simak 5 hal yang harus dilakukan di bawah ini jika memang kamu tengah terlibat hubungan dengan seseorang yang memiliki sejarah perselingkuhan untuk membantumu menentukan keputusan penting di masa depan hubungan kalian.

Pelajari masa lalunya

Kemungkinan besar, pola hubungan yang dijalani pasanganmu di masa lalu akan dilakukannya pula denganmu saat ini. Ini sangat penting untukmu menentukan batasan dan perubahan dalam hubungan kalian.

Ibaratkan saja masa lalunya seperti bola kristal. Yang bisa menunjukkan kesalahan-kesalahan apa saja yang sudah dilakukannya dan membantumu untuk bisa menghindari kesalahan yang sama. Ketahui pula apa yang menyebabkan ia berselingkuh dahulu.

Jika kamu bisa dengan nyaman membicarakan masalah ini dengan pasangan, maka masa depan hubungan kalian pasti lebih baik. Dan kemungkinan kamu akan tersakiti akan lebih kecil.

Kapan ia berselingkuh?

Timing juga perlu dipahami dalam kasus seperti ini. Kapan sebenarnya ia berselingkuh dan menjalani affair dengan orang ketiga? Seseorang yang baru saja berselingkuh satu bulan lalu, lantas berkoar-koar tidak akan mengulanginya pasti akan lebih sulit dipercaya.

Jika perselingkuhan itu terjadi misalnya 10 tahun lalu dan setelahnya ia tidak pernah melakukannya lagi, pasanganmu layak mendapatkan kepercayaanmu dan lebih aman untuk menjalin hubungan dengannya di masa depan. Mungkin ia benar-benar sudah belajar dari kesalahannya.

Cermati kebiasaannya

Lagi-lagi, penting untuk memahami kisah perselingkuhan pasanganmu di masa lalu. Apakah perselingkuhan yang dilakukannya hanya sebentar atau malah berlarut-larut? Karena bagaimanapun, sesatu hal yang dilakukan berkali-kali pasti akan jadi kebiasaan. Bisa saja, jika di masa depan ia mengalami tekanan atau stres, kebiasaan buruk yang lama muncul lagi.

Lagipula, hubungan tidak selalu berjalan manis, kan? Apakah kamu siap berpasangan dengan seseorang yang merasa lebih nyaman lari ke pelukan orang lain saat tekanan hidup menyerangnya?

Gali kesaksiannya

Dengan cara yang kamu pikir terbaik, cobalah menggali kisah di balik perselingkuhan pasanganmu dulu. Jangan menghakimi. Ambillah peran sebagai pendengan yang baik. Apapun yang dia sampaikan pasti bisa dijadikan patokan untuk mempermulus hubungan kalian kelak.

Cermati cara dia bertutur. Apakah penuh pembelaan atau alasan demi alasan? Atau mereka mengakui kesalahan dan menanggung resiko perbuatannya atau malah menyalahkan pihak lainnya?

Akan lebih baik jika pasanganmu mengakui kesalahannya dan berani bertanggungjawab dan menceritakan semuanya padamu. Bagaimana pun juga, tahapan pertama untuk berubah adalah mengakui bahwa masalah itu memang ada? Jika ia tak berhenti menyampaikan alasan-alasan dan pembelaan, mulailah waspada. Kemungkinan hal serupa akan menimpamu. 

Pertimbangkan dirimu sendiri

Pada akhirnya, semua akan berpulang pada pilihanmu sendiri. Kamu yang akan menjalani hubungan ini, kan? Kalau memang kamu pikir kamu tidak menahan perasaan was-was atau cemas sepanjang hubunganmu, ada baiknya untuk menghindari itu semua.

Hidup dengan ketakutan dan kecemasan itu tidak sebanding dengan kebahagiaan yang seharusnya kamu dapat dan jalani bersama orang yang jadi pasanganmu. Bagaimanapun juga, masih banyak orang lain yang mungkin bisa menjadi pasangan yang lebih tepat untukmu.

Yang bisa kamu percayai adalah dirimu sendiri sebelum mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan asmaramu. Jernihkan pikiran, terima pasangan dalam kondisi apa adanya mereka. Jangan berusaha terlalu keras mengubah mereka sesuai keinginan idealmu. Dan yang penting, jujur satu sama lain dalam level kenyamanan kalian masing-masing. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!