Furious Cho Hyun-ah belajarlah dari Rusdi Kirana

Arman Dhani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Furious Cho Hyun-ah belajarlah dari Rusdi Kirana

AFP

Bos Lion Air Rusdi Kirana, menurut Blogger Arman Dhani bisa menjadi teladan bagi mantan VP Korean Air Furious Cho Hyun-ah, mengapa?

Kadang, yang membedakan manusia dengan hewan adalah rasa malunya. Manusia bisa merasa malu ketika aibnya terbuka, kehormatannya dicederai atau melakukan hal-hal yang dianggap bertentangan dengan norma sosial.

Tapi itu manusia, kalau hewan beda lagi. Hewan itu cuma berpikir kekuatan, monopoli dan kelangsungan hidup. Mereka ya apa mikir soal kemaluan, yang mereka punya hanya insting untuk bertahan hidup. 

Ini cerita soal kacang.  Seorang pejabat senior Korean Air menjadi pesakitan karena masalah kacang. Ia marah karena flight attendant, menyajikan kacang dalam sebuah bungkusan alih-alih pada piring. Si pejabat senior ini bernama Furious Cho Hyun-ah, jabatannya mentereng senior vice-president dari perusahaan itu.

SORRY. Adalah kata-kata yang diucapkan oleh mantan Vice President Korean Air Cho Hyun-Ah setelah tragedi 'kacang'. Ia marah pada seorang flight attendant karena tak menyajikan kacang di piring. Foto oleh Kim Chul-Soo/EPA

Dengan sombong Cho Hyun meminta agar flight attendant tadi diturunkan dari pesawat, karena gagal menyajikan kacang yang diinginkannya dengan cara yang benar. 

Kisahnya bermula pada Desember lalu, Cho memaksa agar pesawat yang ditumpanginya kembali ke Bandar Udara JFK di New York, untuk menurunkan flight attendant yang dianggapnya tak becus.

Pesawat itu sudah terbang dan Cho semakin membuat ribut dengan berteriak-teriak agar si flight attendant membawa buku panduan perusahaannya, agar bisa menunjukan kesalahannya. Karena kelakuannya ini, pesawat tersebut terlambat 11 menit di Korea.

Cho belakangan mundur dari jabatannya karena telah menimbulkan kegemparan dan mempermalukan nama perusahaan. Tidak hanya itu sang Ayah Cho Yang-ho,  juga merasa sangat malu dan meminta maaf secara terbuka karena merasa gagal membesarkan anak.

Cho juga akhirnya divonis bersalah karena dianggap ‘mengancam keselamatan pesawat’. (BACA: Court finds nut rage Korean Air heiress guilty

Bagi saya ini berlebihan, mosok perkara kacang aja bisa membuat gempar perusahaan besar dan mempermalukan negara? (BACA: Korean Air apologizes over VP’s nuts incident) 

Wong di Indonesia saja pesawat telat berjam jam, pemiliknya cuek aja. Pemilik perusahaan ini malah dengan bangga mengatakan, Perusahaan saya memang yang paling buruk, tapi apa ya kalian punya pilihan?

Beginilah semestinya Cho itu bersikap, bukannya malah minta maaf dan merasa malu. Lagipula ngapain mengundurkan diri? Mending memecat orang lain saja untuk menalangi kesalahan yang dibikin. Mosok kalah sama Indonesia? 

Untuk itu saya berharap agar Cho Hyun-ah dan Cho Yang-ho untuk belajar dari bapak yang mulia Rusdi Kirana. Gimana tidak? Pak Rusdi bisa dengan enteng menantang Tony Fernandez, pemilik Air Asia, dan terbukti menang. 

Pemilik maskapai Lion Air, Rusdi Kirana, yang juga menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden, terkenal dengan ucapannya, "Maskapai saya adalah yang paling buruk, tapi anda tak punya pilihan." Foto oleh Wikipedia

Dengan prinsip ‘learn by mistake’, Pak Rusdi konsisten membuat Lion Air melakukan banyak kesalahan dari hari ke hari. Sebuah kreativitas yang out of the box bukan?

Pak Rusdi juga bicara soal loyalitas, bagi pak Rusdi ia ingin bisa buat orang bekerja dengan sistem dan kepercayaan. Mengapa? Meminjam kata kata Pak Rusdi sendiri “My airlines is the worst in the world, but you have no choice”. Lebih dari itu Pak Rusdi juga bisa dengan santai menghadapi permasalahan perusahaannya dengan lihai. 

Karena keterlambatan itu Lion Air harus mengganti kerugian penumpang. Namun ternyata perusahaan besar ini mengaku tak punya uang saat itu. Alasannya hari libur dan tidak ada bank buka.  Jadi luar biasa karena Lion Air sebagai maskapai menguasai 40% market share, harusnya jadi perusahaan besar yang profesional.

Apalagi sebagai perusahaan dengan target pendapatan tahunan Rp 20 triliun, tidak punya uang cash sebesar 1 miliar? Apa ya gak ada bank yang mau memberikan servis khusus 24 jam dan 7 hari untuk perusahaan semacam ini? Tahu jangan-jangan perusahaan ini sudah kepalang melarat sehingga untuk membayar klaim keterlambatan saja mesti pinjam ke negara?

Ketika Air Asia dengan garang ditegur oleh Menteri Perhubungan Ignatius Jonan, bahkan secara langsung turun mengawasi. Delay-nya pesawat Lion Air yang terjadi belasan jam toh tidak membuat menteri yang gemar tidur di kereta ini bergeming.

Bahkan lebih dari itu, ketika harus mengembalikan uang penumpang berikut kompensasinya, perusahaan negara Angkasa Pura II yang menalangi. Gimana? Ajaib bukan? Bukannya diberi sanksi sangat berat, malah ditalangi kecerobohannya.

Bahkan Menteri Jonan mengatakan tidak ada sanksi khusus bagi Lion Air yang menelantarkan penumpangnya. Namun rupanya Kemenhub sudah memberikan sanksi pada maskapai berlogo singa itu. Kalaupun ada sanksinya dalam bentuk teguran keras, dibuat secara tertulis oleh Dirjen Perhubungan Udara. (Baca: Kementerian Perhubungan bekukan ekspansi bisnis Lion Air

Selain itu, Kemenhub juga membekukan izin rute baru Lion Air untuk sementara. Pembekuan ini dilakukan sampai Lion Air bisa menjelaskan dan memberikan solusi atas masalah delay penerbangan massif yang terjadi beberapa waktu lalu.

Gimana? Kalau bukan orang sakti yang benar benar hebat. Mustahil melakukan hal ini bukan? -Rappler.com

Arman Dhani adalah seorang penulis lepas. Tulisannya bergaya satire penuh sindiran. Ia saat ini aktif menulis di blognya www.kandhani.net. Follow Twitternya, @Arman_Dhani.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!